BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perusahaan
pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan
operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan keuntungan
dan berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai tujuan atau
Pengendalian mutu oleh individu-individu yang menjalankan manajemen
yang dilaksanakan perusahaan.
Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan manajemen pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat penting bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan karyawan. Agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap orang, wadah itulah yang disebut dengan organisasi.
Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan manajemen pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat penting bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan karyawan. Agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap orang, wadah itulah yang disebut dengan organisasi.
Perusahaan
yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur kemungkinan besar
tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan
efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi
yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian Mutu dan Manajemen Mutu?
2.
Apa saja syarat penggunaan Manajemen Mutu?
3.
Bagaimana Sistem dalam manajemen mutu?
4.
Bagaimana cara mengendalikan manajemen mutu?
5.
Apa saja Dimensi mutu Produk dan Jasa?
6.
Bagaimana mendefinisikan mutu yang kita inginkan
dalam barang dan jasa?
C.
TUJUAN
PEMBAHASAN
1.
Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional
2.
Agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang
Manajemen Mutu dalam penerapannya di bidang perekonomian dan bisnis.
3.
Sebagai sarana penambah wawasan bagi mahasiswa dan
seluruh pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MUTU DAN MANAJEMEN MUTU
Mutu
(kualitas) didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu
produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan
ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu
dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
Definisi ini
jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu
proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau
masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi
estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian,
integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu
penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.
Manajemen
Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan
menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat
dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas
adalah :
· Produk /
pelayanan / proses pelaksanaan.
· Proses
management proyek itu sendiri.
Didalam
tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar
tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja,
terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di lapangan.
B.
SYARAT
PENGGUNAAN MANAJEMEN MUTU
Ada beberapa bagian yang mana
digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di
jelaskan.
1.
Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses
konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.
2.
Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan
aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat
dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui,
mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk
mencapai efektivitas ekonomi.
C.
SISTEM
MANAJEMEN MUTU
Sistem manajemen mutu memiliki definisi yaitu sebagai
suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu
disamping itu juga berguna sebagai suatu sistem manajemen untuk menetapkan
kebijakan dan sasaran serta untuk mencapai sasaran itu. Terdapat persyaratan
umum yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi dalam sistem manajemen mutu
yaitu :
- Menetapkan
sistem manajemen mutu
- Mendokumentasikan
sistem manajemen mutu
- Mengimplementasikan
sistem manajemen mutu
- Memelihara
sistem manajemen mutu dan
Ke empat elemen ini harus selalu diperhatikan dan
terus menerus melakukan perbaikan guna keefektifannya. Adapun fungsi dari
manajemen dalam sistem manajemen mutu yaitu berupa POAC (Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling)
- Planning,
atau proses perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
- Organizing,
atau dalam bahasa Indonesia perorganiasasian merupakan proses menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi
- Actuating,atau
pelaksanaan dan implementasi, perencanaan dan pengorganisasian yang baik
kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka
dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja
yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi
dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
- Controlling,
proses pengawasan dan pengendalian adalah proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan
dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
D. CARA
MENGENDALIKAN MANAJEMEN MUTU
Pengendalian
Mutu ada 4 bagian untuk menjadikan Pengendalian Mutu yang baik
Antara lain :
1.
Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia
memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian
tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti
bahwa manajemen Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting untuk
keberhasilan perusahaan, besar atau kecil, apapun jenis industrinya (Schuller
and Jackson, 1997:32), aspek Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi
penting dalam suatu perusahaan/organisasi karena setiap organisasi terbentuk
oleh orang-orang, menggunakan jasa mereka, mengembangkan keterampilan mereka,
mendorong mereka untuk berkinerja tinggi, dan menjamin mereka untuk terus
memelihara komitmen pada organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan organisasi (De Cenzo&Robbin, 1999:8).
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu
pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup
potensial dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus
dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi
maupun bagi pengembangan dirinya. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
faktor yang akan menentukan pada kinerja organisasi, ketepatan memanfaatkan dan
mengembangkan Sumber Daya Manusia serta mengintegrasikannya dalam suatu
kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi peningkatan
kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk lebih memahami bagaimana
posisi Manajemen SDM dalam konteks organisasi diperlukan pemahaman tentang
makna Manajemen SDM itu sendiri, agar dapat mendudukan peran Manajemen SDM
dalam dinamika gerak organisasi.
2. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha Pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha Pemasaran.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan
kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi
menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga
yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa
kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas
utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (“Total Quality
Management”).
Konsep Pemasaran
a.
Kebutuhan , Keinginan dan Permintaan
Ada
perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah
keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Kebutuhan tidak
diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam
hayati kondisi manusia. keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari
kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi
sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang didukung dengan
kemampuan serta kesediaan membelinya.
b.
Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan produk tersebut.
c.
Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah
perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi
kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana yang akan memberi kepuasan
total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa
jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.
d.
Pertukaran,Transaksi dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu
produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul
saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan
pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan suatu produk yang
diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing pihak
disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah pada
suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi. Untuk
kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara
pelanggan, distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi,
teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu
dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat
dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga
yang wajar secara kesinambungan.
e.
Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
f.
Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli.
3.
Produksi
Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya yang menyangkut hubungan antar penjamin mutu, yaitu:
a. Pengadaan bahan baku.
Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya yang menyangkut hubungan antar penjamin mutu, yaitu:
a. Pengadaan bahan baku.
Baik bahan penolong maupun bahan tambahan industri
harus direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Aspek-aspek penting yang
perlu diperhatikan, yaitu
·
Persyaratan-persyaratan dan kontrak pembelian,
·
Pemilihan pemasok yang baik,
·
Kesepakatan tentang jaminan mutu
·
Kesepakatan tentang metoda-metoda verifikasi
·
Penyelesaian perselisihan mutu
·
Perencanaan dan pengendalian pemeriksaan, dan
·
Catatan-catatan mutu penerimaan bahan.
Pengadaan bahan baku, jika melihat kinerja penjamin mutu, merupakan tanggung jawab dari quality control, yaitu pada bagian produksi. Baik atau buruknya bahan baku yang digunakan akan berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan sehingga dapat menjadi evaluasi untuk quality control.
b. Pengendalian
Produksi.
Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi kegiatan antara lain:
Pengendalian produksi dilakukan secara terus menerus meliputi kegiatan antara lain:
·
Pengendalian bahan dan kemampuan telusur, dengan inti kegiatan adalah
inventory system, dengan tujuan pengendalian
kerusakan bahan,
·
Pengendalian dan pemeliharaan alat
·
Proses khusus, yaitu proses produksi yang kegiatan pengendaliannya
merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu produk, dan
·
pengendalian dan perubahan proses.
c. Pengemasan.
Pengemasan dilakukan dengan benar dan memenuhi
persyaratan teknis untuk kepentingan distribusi dan promosi. Dalam
industri pangan, pengemasan merupakan tahap terakhir produksi sebelum
didistribusikan. Pengemasan berfungsi sebagai:
·
Wadah untuk memuat produk
·
Memelihara kesegaran dan kemantapan produk selama penyimpanan dan
distribusi
·
Melindungi pangan dari kontaminasi lingkungan dan manusia
·
Mencegah kehilangan selama pengangkutan dan distribusi, dan
·
Media komunikasi atau promosi.
d.
Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi.
Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.
Penyimpanan dan penanganan produk jadi bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat vibrasi, shock, abrasi, korosi, pengaruh suhu, Rh, sinar dan sebagainya selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan.
e. Pemeriksaan dan Pengujian Selama Proses
dan Produk Akhir.
Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Quality control memegang peran pada tahap ini, karena pengujian produk akhir akan menjadi penentu keputusan produk jadi.
Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan memenuhi persyarakatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Quality control memegang peran pada tahap ini, karena pengujian produk akhir akan menjadi penentu keputusan produk jadi.
f. Keamananan dan Tanggung Jawab Produk.
Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari semakin penting karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode atau peraturan tentang praktek pengolahan pangan yang baik. Pada bagian ini quality manajement menjadi bagian utama yang bertanggung jawab. Produk yang dihasilkan bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian produksi, namun juga semua pihak yang terkait produksi termasuk bagian administrasi, atau keamanan.
Dokumentasi Sistem Mutu
Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis (terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan menjamin produk-produknya sesuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu tertulis ini membuat jaminan mutu bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan menyeluruh terhadap pedoman, prosedur dan instruksi kerja. Sistem mutu tertulis bukan sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus dikerjakan di lapangan.
Karakteristik mutu keamanan dalam industri pangan semakin hari semakin penting karena banyak kasus yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode atau peraturan tentang praktek pengolahan pangan yang baik. Pada bagian ini quality manajement menjadi bagian utama yang bertanggung jawab. Produk yang dihasilkan bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian produksi, namun juga semua pihak yang terkait produksi termasuk bagian administrasi, atau keamanan.
Dokumentasi Sistem Mutu
Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis (terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan menjamin produk-produknya sesuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu tertulis ini membuat jaminan mutu bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan menyeluruh terhadap pedoman, prosedur dan instruksi kerja. Sistem mutu tertulis bukan sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus dikerjakan di lapangan.
4. Keuangan
Manajemen Keuangan adalah untuk memahami tentang apa yang terjadi disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dan juga menjelaskan berbagai fakta dan informasi.
Manajemen Keuangan adalah untuk memahami tentang apa yang terjadi disekeliling kita untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis dan juga menjelaskan berbagai fakta dan informasi.
E. DIMENSI MUTU PRODUK DAN JASA
Ada enam dimensi spesifikasi mutu produk secara umum, sebagai berikut :
1) Kinerja (Performance)
Kinerja suatu produk harus dicantumkan pada labelnya, misalnya isi, berat,
kekentalan, komposisi, lama hidup penggunaan, dan lain sebagainya yang
menunjukkan keterangan akan produk tersebut. Ini merupakan dimensi suatu
produk.
2) Keistimewaan (Types
of Features)
Produk bermutu yang mempunyai keistimewaan khusus dibandingkan dengan
produk lain. Misalnya, konsumen pembeli handphone sering mencari yang mempunyai
keistimewaan seperti touch screen, android, memiliki MP3, memilliki TV dan lain
sebagainya.
3) Kepercayaan dan Waktu (Reliability
and Durability)
Produk yang bermutu baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten
baik dalam batas-batas perawatan normal. Misalnya, radio yang bermutu baik,
secara konsisten dapat menangkap banyak gelombang siaran luar negeri dengan
suara dalam waktu 3 sampai dengan 5 tahun setelah dibeli (durability). Begitu
juga dengan kartu-kartu modem dari berbagai merek yang memiliki kecepatan bagus
dalam waktu pemakaian beberapa lama, dan akan kembali normal setelah habis masa
tersebut.
4) Mudah dirawat dan
diperbaiki (Maintainability and Serviceability)
Produk bermutu baik harus memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat.
Dimensi ini merupakan ukuran mudahnya dirawat sehingga barang tersebut dapat
beroperasi secara baik. Misalnya, sepeda motor yang baik , salah satu dimensi
mutunya adalah mudah dirawat oleh setiap mekanik karena ketersediaan suku
cadangnya di pasar bebas.
5) Sifat Khas (Sensory
Characteristic)
Untuk beberapa jenis produk mudah dikenali dari wanginya, bentuknya,
rasanya, atau suaranya. Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada produk
tersebut. Misalnya, ayam goreng KFC yang memiliki aroma dan rasa yang khas.
6) Penampilan dan Citra
Etis
Dimensi lain dari produk yang bermutu adalah persepsi konsumen atas suatu
produk. Misalnya, pelayanan yang cepat dan ramah di salah satu bank. Pelayanan
yang cepat di warung pecel lele Cengger AyaM.
Dalam organisasi nonprofit seperti dalam industri jasa semisal bank dan
pendidikan juga memiliki beberapa dimensi pokok yang menjadi penentu kualitas
penyelenggaraan dalam industri jasa tersebut (pendidikan).
1.
Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan secara tepat waktu, akurat, dan memuaskan.
2.
Daya tangkap (responsiveness), yaitu kemampuan
para tenaga kependidikan untuk membantu peserta didik dan memberikan pelayanan
dengan tanggap.
3.
Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan,
kompetensi, kesopanan, respek terhadap pelanggan, dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para tenaga kependidikan; bebas dari bahaya, risiko, dan
keragu-raguan.
4.
Empati,
meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian
pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
5.
Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan, tenaga kependidikan, dan sarana komunikasi.
Kelima dimensi di atas berdasarkan tingkatan relatifnya di mata pelanggan.
Pelanggan menggunakan dimensi-dimensi tersebut untuk menilai kualitas jasa pada
sebuah organisasi pendidikan. Ini hanya salah satu gambaran mutu dalam sebuah
organisasi.
F.
DEFENISI MUTU DALAM BARANG DAN JASA
Mendefenisikan mutu dalam barang dan jasa dapat kita lihat dalam
Karakteristik mutu di bidang jasa yang dimana berbeda dengan produk yang cenderung
lebih sulit disebabkan oleh subjektifitas para pelanggan (pengguna) jasa.
Perbedaan antara mutu produk (barang) dan mutu jasa adalah:
a)
Metode: Mutu jasa ditentukan oleh pelanggan dan pemberi jasa,
karena jasa diberikan secara langsung dari orang ke orang. Produk tidak
mempunyai karakteristik kedekatan pelanggan dengan produsen, tidak terdapat
nilai konsistensi atau terjebak dalam persamaan jenis yang absolut dalam pemberian
jasa
b)
Waktu: Jasa harus diberikan tepat waktu dan jasa digunakan
atau dikonsumsi tepat pada saat jasa diberikan, maka kontrol mutu selalu datang
kemudian. Untuk menilai pelanggan terpuaskan apa tidak dilakukan dengan
memanfaatkan interaksi personal yang akrab dalam pemberian jasa sehingga
pemberi jasa akan mendapatkan umpan balik dan evaluasi.
c)
Pada jasa tidak bisa ditambal atau diperbaiki, sehingga standar jasa adalah
baik sejak awal. Standar ini memang sulit tercapai, tapi harus selalu menjadi
tujuan utama.
d)
Jasa lebih cenderung mirip proses dari pada produk. Cara jasa sampai ke
tempat tujuan lebih penting dari pada apa jasanya.
e)
Staf senior pada jasa biasanya jauh dari pelanggan. Kebanyakan
pelanggan tidak pernah memiliki akses kepada manajer senior (kepala sekolah).
Mutu merupakan pandangan awal yang mewarnai pandangan pelanggan terhadap
keseluruhan organisasi, dan kemudian organisasi harus menemukan cara untuk
memotivasi pekerja garis depan agar selalu menyampaikan hal terbaik kepada
pelanggan.
f)
Keberhasilan produktifitas dalam jasa sulit diukur. Satu-satunya indikator
prestasi yang penting dalam jasa adalah kepuasan pelanggan. Indikator lunak (Soft)
seperti kepedulian, kesopanan, perhatian, keramahan, dan suka membantu
merupakan hal terpenting dalam pikiran pelanggan. Indikator ini tidak bisa
diraba, sehingga mempersulit jasa dalam melakukan evaluasi. Pelanggan akan
menilai mutu dengan cara membandingkan apa yang mereka harapkan dengan apa yang
mereka terima.
Karakteristik di atas merupakan beberapa ciri ketika seseorang ingin
menilai apakah barang atau produk itu bermutu atau tidak. Penulis melihat bahwa
karakteristik di atas merupakan bagaimana melihat kualitas dalam sebuah
organisasi atau industri jasa, karena lebih menekankan pada pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan demi memuaskan para pelanggan.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Kepuasan merupakan satu kata yang cukup representatif ketika kita
berbicara tentang mutu atau kualitas. Mutu adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai sangat bagus dan berharga. Secara fisik barang yang bermutu
dicerminkan dengan kata-kata baik, indah, benar, istimewa, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah organisasi nonprofit biasanya mutu dapat dilihat dari pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan oleh seseorang atau sebuah organisasi sehingga
pelanggang merasa puas, tanpa adanya keluhan atas pelayanan yang didapat dari
organisasi tersebut.
Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-masing. Hal ini
dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga para pakar masih
mengartikan mutu sesuai persepsi dan bidangnya.
Manajemen
mutu sangat di perlukan di dalam Perusahaan, Perusahaan yang mempunyai
pengendalian mutu yang baik dan teratur kemungkinan besar tidak akan
mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan
begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan
teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan.
B.
SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa
yang penulis tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu untuk menjadikan makalah
yang penulis sajikan ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari
para pembaca yang budiman sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah penulis.
Semoga apa yang penulis tulis bermanfaat bagi sumua pihak yang membutuhkan.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
http://Fandy Tjiptono & Anatasia Diana, Total
Quality Manajemen. Andi offset yogyakrta.html
Ø
Wahyu Ariani Dorothea, Manajemen Kulitas, Andi
offset yogyakrta .
ttp://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html
ttp://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajemen-peningkatan-mutu-berbasis.html
Ø
http://contoh makalah Sistem manajemen mutu _
MdK16.html
Ø
http//Manajemen Kualitas (Quality Management) _
WIJAYA BLOG's.html
Ø
http://permanas.wordpress.com/2008/03/05/strategi-pemasaran-dan-
pengendalian-mutu-produk/